Ekonom INDEF Bhima Yudhistira mengatakan, tren penguatan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada hari ini masih bersifat 'temporer' dan rentan terkoreksi. Ia menjelaskan, hal tersebut bisa dilihat dari cadangan devisa (cadev) yang meningkat, namun tidak sejalan dengan kinerja rupiah. Perlu diketahui Bank Indonesia (BI) melaporkan cadev per akhir Mei 2020 mengalami kenaikan dibandingkan bulan sebelumnya.
Kenaikan tersebut dari 127,9 miliar dolar AS pada April menjadi 130,5 miliar dolar AS pada Mei lalu. Menurut Bhima, meskipun mengalami peningkatan, namun indikasi kenaikannya dipengaruhi oleh penarikan utang luar negeri pemerintah. "Cadev per Mei naik 130,5 miliar USD, meskipun angka cukup tinggi tapi ini lebih menggambarkan upaya pemerintah yang gencar terbitkan surat utang," jelas Bhima.
Ia juga menilai para investor masih mengincar surat utang pemerintah yang imbal hasilnya 7,4 persen untuk tenor 10 tahun, masih menjadi yang tertinggi di Asia Pasifik versi Asian Development Bank (ADB). Sebelumnya, nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) memang mengalami penguatan pada hari ini hingga mencapai level Rp 13.825 di arena pasar spot pada pukul 10.00 WIB.
MOST COMMENTED
Bisnis
Peluang Usaha Saat Pandemi : Bikin Pot Bunga Dari Sabut Kelapa
Makanan
Resep Masakan Korea Kimchi Sujebi (Sup Pangsit)
Seleb
Chacha Sherly Eks Trio Macan sempat Terbaring Koma karena Luka Berat Sebelum Meninggal
Lifestyle
30 Kata-Kata Ucapan Tahun Baru 2021
Seleb
Keris Siamang Tunggal Malam Tahun Baru di Rumah Saja Nonton Keseruan Upin & Ipin The Movie
Internasional
Tentara Suriah Tewas dalam Serangan Israel di Dekat Damaskus
Lifestyle
Masa Ketika Anak sudah Mengerti Akan Kerasnya Kehidupan