Bocah korban pelecehan seksual dan penyiksaan di Meksiko berusia 7 tahun memohon kepada dokter untuk membiarkannya mati. Dilansir , permintaan menyedihkan ini dilontarkan gadis kecil ini ketika dia dirawat karena luka luka di sekujur tubuhnya. Selama bertahun tahun, bocah ini diduga mengalami penganiayaan oleh orang tua dan pamannya.
Menurut laporan, bocah yang dinamai Yaz itu tengah dirawat di Rumah Sakit de Las Margaritas, Meksiko karena luka serius. Sebelumnya dia disiksa dan dipukuli dengan parah pada 21 Agustus, dan kini kondisinya masih mengkhawatirkan. Mirisnya, bocah itu justru meminta agar dokter membiarkannya meninggal saja.
"Saya ingin mati, jangan sembuhkan saya lagi," ujarnya. "Saya tidak ingin kembali ke orang tua saya karena mereka dapat terus memukul saya." Sebelumnya, tetangga Yaz melarikan bocah ini ke rumah sakit setelah dipukuli oleh keluarganya.
Dia didiagnosa menderita pendarahan internal, tanda tanda perkosaan, luka bakar akibat rokok, dan paru paru robek. Kedua orang tua Yaz, Alejandra N. dan Rafael N sedang diselidiki polisi atas dugaan penganiayaan tersebut. Dari penelusuran terungkap bahwa adik Yaz, yang berusia 3 tahun juga meninggal secara misterius pada Juni 2020 lalu.
Orang tua Yaz ditahan polisi dan kini pamannya sedang diburu polisi karena diduga melakukan perkosaan. Bocah belia ini sebelumnya telah dirawat karena mengalami tanda tanda trauma pukulan dan luka serius di sekujur tubuhnya sejak 2019, pada Februari, Mei, dan Agustus 2020. Namun tidak ada tindakan lebih lanjut ketika itu.
Kemudian pada Agustus lalu, Yaz mengalami luka bakar pada pantatnya hingga otot mengalami kerusakan. Sehingga petugas medis terpaksa harus melakukan pencakokan. Pada Februari, Yaz ditemukan dalam kondisi kaki yang terpotong, namun media lokal mengabarkan, ayahnya mengaku itu perbuatan anaknya sendiri.
Aktivis Frida Guerrera membawa kasus ini ke Walikota Claudia Rivera Vivanco untuk memasukkan Yaz dalam program Pengembangan Integritas Keluarga (DIF) kota yang sekarang akan menangani kasus dan hak asuh anak di bawah umur. DIF juga membuka kembali kasus kematian adik Yaz, yang diduga tewas karena sesak napas. Ayah Yaz menuntut hak asuh anak anak perempuannya dengan alasan ibu yang tidak bertanggung jawab, namun permintaan itu ditolak.
Frida Guererra percaya, ayah Yaz membawanya tinggal bersama dan memutus semua kontak dengan sang ibu, menurut laporan media lokal Meksiko. Awalnya, aktivis hak perempuan terkemuka itu mengaku percaya laporan awal, ibunya yang melakukan penyiksaan terhadap putrinya. Namun dia mengubah pandangannya setelah mengetahui, ada kejanggalan antara ayah Yaz dan kekasihnya saat ini, yang dulu merupakan tetangga mereka.
"Jika otoritas Puebla telah melakukan tugasnya sejak Januari, yang merupakan momen pertama di mana terdapat indikasi bahwa gadis itu mengalami kekerasan seksual." "Gadis itu tidak akan berada di rumah sakit sekarang, dan Mitzi (adik perempuannya) tidak akan mati," kata aktivis itu.