Pasangan pengantin di India jadi sorotan setelah terpaksa menikah mengenakan jas Alat Pelindung Diri (APD). APD tersebut wajib dikenakan karena pengantin wanita dinyatakan positif Covid 19. Ironisnya, pengumuman itu hanya berselang beberapa jam sebelum pernikahan berlangsung.
Hal tersebut dikonfirmasi oleh seorang pejabat kesehatan setempat, seperti dilansir CNN via Kompas.com pada Rabu, 9 Desember 2020. Pasangan yang tak mau disebutkan namanya tersebut memutuskan untuk melanjutkan upacara pernikahan. Mereka menikah di halaman pusat karantina Covid 19 di Baran, di negara bagian barat Rajasthan, pada Minggu 6 Desember 2020.
Berdasarkan video yang diunggah Daily Mail di kanal Youtube nya, terlihat pernikahan dilakukan di bawah kanopi merah cerah. Terdapat juga api suci di depan pasangan tersebut. Namun, alat pelindung (APD) yang mereka kenakan memberikan kesan lain.
Kedua mempelai bertukar karangan bunga dengan mengenakan jas hazmat biru yang serasi dengan pelindung wajah dan masker wajah. Ada di sekitarnya adalah seorang pendeta yang tampak seperti astronot dengan jas hazmat putih dan tudung yang serasi. Ia tetap menjalankan tugasnya menyanyikan ayat ayat dari kitab suci Hindu sementara lagu pernikahan tradisional diputar sebagai latar belakang pengiring.
“Pengantin wanita telah dirawat di pusat, di mana pasien diawasi, setelah dia dan seorang anggota keluarga dinyatakan positif,” pejabat kesehatan Rajendra Meena mengatakan kepada mitra Reuters, ANI. "Kami berkonsultasi dengan keluarga dan mereka sepakat menikah di pusat karantina tanpa ritual yang rumit," katanya. Setelah itu, kedua mempelai ditempatkan dalam isolasi pusat karantina yang menjadi bagian dari jaringan fasilitas karantina yang didirikan di hampir setiap desa.
Pernikahan di India sering kali merupakan urusan yang rumit dan riuh. Sejumlah besar kerabat dan tamu lain akan ikut serta mengambil bagian dalam perayaan. Tetapi beberapa negara bagian telah memberlakukan batasan seputar jumlah yang diizinkan pada pertemuan pernikahan.
India memiliki beban kasus Covid 19 tertinggi kedua di dunia setelah Amerika Serikat, dengan lebih dari 9,6 juta kasus yang dikonfirmasi. Infeksi telah menurun sejak mencapai puncaknya pada September meskipun terdapat musim festival yang sibuk bulan lalu, yang memerlihatkan kondisi pasar yang ramai dan jalan jalan penuh dengan pembeli. Sementara itu, penyebaran virus corona secara global, masih terus bertambah dari hari ke harinya.
Melansir data dari laman Worldometers , hingga Rabu (9/12/2020) pagi, total kasus Covid 19 di dunia terkonfirmasi sebanyak 68.535.582 (68 juta) kasus. Dari jumlah tersebut, sebanyak 47.436.997 (47 juta) pasien telah sembuh, dan 1.561.977 orang meninggal dunia. Kasus aktif hingga saat ini tercatat sebanyak 19.536.608 dengan rincian 19.430.528 pasien dengan kondisi ringan dan 106.080 dalam kondisi serius.
1. Amerika Serikat, 15.580.273 kasus, 293.291 orang meninggal, total sembuh 9.076.673 2. India, 9.735.975 kasus, 141.398 orang meninggal, total sembuh 9.214.806 3. Brasil, 6.675.915 kasus, 178.184 orang meninggal, total sembuh 5.854.709
4. Rusia, 2.515.009 kasus, 44.159 orang meninggal, total sembuh 1.981.526 5. Perancis, 2.309.621 kasus, 56.352 orang meninggal, total sembuh 171.868 6. Italia, 1.757.394 kasus, 61.240 orang meninggal, total sembuh 958.629
7. Inggris, 1.750.241 kasus dan 62.033 orang meninggal 8. Spanyol, 1.715.700 kasus dan 46.646 orang meninggal. 9. Argentina, 1.469.919 kasus, 40.009 orang meninggal, total sembuh 1.305.587
10. Kolombia, 1.384.610 kasus, 38.158 orang meninggal, total sembuh 1.278.326.