Setelah berminggu minggu pemerintah Jerman melakukan negosiasi secara intensif terkait dana talangan (bailout) dengan maskapai penerbangan utama negara itu, Lufthansa, sebuah kesepakatan pun telah dicapai. Bantuan dana talangan negara tersebut mencapai angka 9 miliar Euro atau setara 10 miliar dolar Amerika Serikat (AS). Dikutip dari lamn Russia Today, Rabu (27/5/2020), sebagai bagian dari kesepakatan itu, pemerintah Jerman akan mengambil 20 persen saham Lufthansa, serta obligasi konversi senilai lima persen plus satu saham.
Ini akan memungkinkan Jerman untuk mengklaim kepemilikan saham minoritas dan melindungi maskapai itu dari pengambilalihan ole Pihak swasta. Paket ini juga akan terdiri dari pinjaman negara senilai 3 miliar Euro atau setara 3,27 miliar dolar AS untuk maskapai, serta penunjukkan dua kursi oleh pemerintah di dewan pengawas perusahaan.
Ketentuan tersebut juga mencakup kemungkinan pengabaian pembayaran dividen di masa depan dan pembatasan remunerasi manajemen. Seperti yang disampaikan manajemen Lufthansa pada pekan lalu. Perlu diketahui, maskapai ini telah meminta bantuan pemerintah Jerman untuk mengamankan solvabilitasnya di tengah pandemi virus corona (Covid 19), yang menyebabkan 90 persen armadanya terpaksa di grounded.
CEO Lufthansa Carsten Spohr mengatakan bahwa maskapainya kehilangan 1 juta Euro atau sekitar 1,08 juta dolar AS per jamnya dan tengah menghadapi tantangan terbesar dari 65 tahun sejarah berdirinya maskapai itu. Pada bulan Maret saja, pendapatan Lufthansa anjlok lebih dari 1,4 miliar dolar AS. Perusahaan tersebut mengatakan bahwa pengurangan biaya hanya bisa mengimbangi sebagian kerugian yang terjadi selama kuartal tersebut.
Grup Lufthansa saat ini memiliki maskapai bertarif murah seperti Eurowings dan Germanwings, serta Austrian Airlines, Brussels Airlines, SWISS dan Edelweiss Airlines.