Umat Islam di seluruh dunia saat ini tengah menjalani ibadah puasa di bulan suci Ramadhan 1442 H. Bulan suci Ramadhan biasanya identik dengan berbagai tradisi khas. Salah satunya tradisi membangunkan sahur.
Tak hanya di Indonesia, beberapa negara rupanya juga memiliki cara unik tersendiri untuk membangunkan warganya saat waktu sahur tiba. Beberapa cara membangunkan sahur di berbagai negara ini bahkan sudah menjadi tradisi turun temurun dan telah dilakukan sejak puluhan tahun lamanya.
Lantas, seperti apakah tradisi membangunkan sahur di berbagai negara? Berikut informasi selengkapnya:
Turki
Pada dasarnya, tradisi membangunkan sahur di hampir seluruh negara sama yakni menimbulkan suara berisik. Namun, hal tersebut dibedakan berdasarkan perbedaan budaya di tiap negara.
Melansir dari laman Liputan6, di negara Turki tradisi membangunkan sahur dilakukan dengan cara menimbulkan suara berisik yang berasal dari drum. Turki mempunyai penabuh drum (davulcu) yang bertugas membangunkan orang untuk sahur.
Sekitar 2000 penabuh davul atau alat musik tabuh khas Turki akan berkeliling untuk membangunkan warga saat sahur. Biasanya, para davulcu ini mengenakan pakaian tradisional Ottoman termasuk peci besar yang khas.
Maroko
Untuk tradisi membangunkan sahur di Maroko, dilakukan dengan dua cara yakni Nafar dan Tebbal. Seorang Nafar akan memainkan alat musik berupa terompet kecil untuk membangunkan orang-orang diwaktu sahur.
Sementara tradisi Tebbal, dilakukan dengan menggunakan alat musk tabuh seperti drum dalam membangunkan sahur. Para pemain Nafar dan Tebbal juga mengenakan pakaian tradisional gandora, sandal, dan topi.
India
Di India, ada kelompok khusus bernama Seheriwalas atau Zohridaars untuk membangunkan orang sahur. Seheriwalas akan berjalan di sepanjang jalan saat menjelang waktu sahur sambil menyenandungkan pujian yang ditunjukkan kepada Allah SWT dan solawat nabi.
Tradisi ini merupakan bagian dari budaya Mughal di zaman dahulu. Bahkan, mereka membawa tongkat kayu untuk mengetuk pintu atau dinding rumah penduduk supaya bangun. Tradisi yang sudah ada ratusan tahun ini terus dilakukan di wilayah yang memiliki populasi Muslim tinggi seperti di Old Delhi.
Mesir
Cara membangunkan sahur di Mesir disebut dengan Mesaharaty yang memiliki arti “Pemanggil Sebelum Fajar”. Tradisi membangunkan sahur khas Mesir ini dilakukan dengan adanya sesosok laki-laki menggunakan pakaian tradisional.
Ia kemudian akan berkeliling di pemukiman warga pada saat memasuki waktu sahur. Sosok laki-laki ini berkeliling sembari menyanyikan lagu-lagu pujian kepada Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW dengan membawa alat musik tabuh.
Albania
Pada saat bulan Ramadhan, warga muslin di Albania membangunkan sahur dengan menggunakan Lodra. Lodra merupakan alat musik sejenis drum yang dibuat dari kulit kambing. Mereka akan turun ke jalan, menabuh Lodra untuk membangunkan warga di waktu sahur. Mereka akan membangunkan sahur dengan menyanyikan lagu-lagu tradisional.
Indonesia
Pada zaman dulu, penduduk di sekitar Mekkah memiliki kelompok yang bertugas membangunkan orang untuk bersahur. Menggunakan lentera dan gendang, mereka berkeliling ke sudut kota sambil meneriakkan bahwa waktu sahur telah tiba. Tradisi ini kemudian diadaptasi oleh bangsa Indonesia di berbagai daerah.
Untuk setiap daerah di Indonesia sendiri memiliki tradisi yang berbeda-beda untuk membangunkan sahur. Namun, intinya tradisi ini dilakukan dengan menimbulkan suara berisik untuk membangunkan orang.
Salah satunya tradisi Ngarak Beduk. Tradisi ini dimulai oleh masyarakat Betawi sejak ratusan tahun yang lalu. Mereka menabuh beduk untuk membangunkan sahur karena pada saat itu Jakarta masih berupa hutan dan rawa-rawa yang sulit ditembus suara manusia.