Selokan air di Desa Ngrajek, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang menjadi pusat perhatian, karena selokannya yang bersih dan enak dipandang. Air dalam selokan tersebut jernih, berhiaskan mural serta di dalamnya dipenuhi berbagai jenis ikan. Mulai dari ikan koi, ikan mas, nila dan lainnya tampak ada di dalamselokanairtersebut.
Terlebih pemandangan di sekeliling dengan sawah menghampar dan hijau pepohonan. Selokan di tengah desa itu pun kini jadi spot wisata alternatif yang banyak didatangi oleh masyarakat. Selokan itu dapat dilihat di Dusun Ngrajek I, II, III, Desa Ngrajek, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang.
Dulu, selokan itu tak bersih dan cantik seperti sekarang. Saluran air yang menjadi saluran irigasi itu begitu kotor, terlihat kumuh dan penuh sampah. Namun, berkat kesadaran dan kreativitas warga, mereka bergotong royong merawat selokan itu sehingga menjadi cantik seperti sekarang. "Dulu itu saluran air itu penuh sampah. Sampah plastik, pampers, bantal, sprei, beling. Semua jenis sampah. Sampai akhirnya kita inisiatif mengeruk dan mulai membersihkannya. Pasir itu bahkan ada itu sampai tiga truk. Pasirnya kita jual dan jadi modal awal membangun selokan ini. Swadaya masyarakat," kata Ketua Pemuda Ngrajek I, Susanto (40), saat ditemui di wisata Lepen Shumong, di Dusun Ngrajek I.
Warga tergabung dalam Komunitas Masyarakat Peduli Lingkungan Desa Ngrajek itu mulai membersihkan selokan yang ada di Desa Ngrajek. Mulai Dusun Ngrajek I, II dan III. Mereka bergotong royong membersihkan selokan dari sampah. Lalu dengan swadaya, mereka mengumpulkan dana sendiri seadanya dan mulai mempercantik selokan. "Modalnya itu dari pasir yang dikeruk dari selokan yang kotor itu. Ada hampir tiga truk. Kami jual. Kemudian kami juga patungan sampai terkumpul uang Rp2,3 juta. Dana itu kami belikan bahan material untuk memplester dan menghias dinding, membelikan bibit ikan, dan membeli pelet untuk pakan ikan," kata Ardian, salah satu pemuda maupun pengelola Lepen Shumong, Dusun Ngrajek I.
Selokan yang sudah bersih itu dibudidayakan dengan ratusan ekor ikan. Ikan berbagai jenis dari ikan koi, ikan mas, ikan nila, dan ikan lainnya. Dinding di samping selokan yang semula hanya batu bata kasar, kini diplester dan dihiasi dengan lukisan mural bergambar ikan yang besar dan cantik. Jalan di samping selokan diwarnai dengan cat warna warni. Lama kelamaan, masyarakat yang sekedar lewat mampir untuk melihat selokan dengan panjang 30 meter dan lebar 1,8 meter yang ciamik itu.
Warga mulai berdatangan untuk berkunjung ataupun berfoto di sana. Jadilah spot wisata alternatif yang unik di Dusun Ngrajek I. Semua warga boleh masuk tanpa dipungut biaya. Ada pelet yang dibeli Rp 2.000 per cup dan tempat duduk untuk memberi makan ikan. Pengunjung bisa berlama lama di sana, melihat ikan dan pemandangan sawah terhampar di belakang.
Tak jauh dari Lepen Shumong di Dusun Ngrajek I, ada dua spot selokan lagi yang dikembangkan di Dusun Ngrajek II dan III. Sama seperti di Lepen Shumong, selokan dihuni dengan berbagai jenis ikan. Airnya bersih dan warga membangun taman bermain di sana. Satu selokan bahkan ada dengan ikan ikan yang cukup besar dan siap dipanen.
Yusuf Wardani (45), Humas Komunitas Masyarakat Peduli Lingkungan Desa Ngrajek, menceritakan, sejauh ini sudah ada empat spot selokan yang dikembangkan menjadi selokan cantik di Desa Ngrajek yakni di Dusun Ngrajek I, II dan III. "Bahkan di satu titik sudah menjadi destinasi wisata. Jadi saluran air itu dibersihkan, tembok yang kosong itu dicat, di situ dikasih budidaya ikan. Ternyata itu berkembang menjadi destinasi wisata memberi makan ikan untuk anak anak," kata Yusuf. Setelah dibersihkan dan dibudidayakan ikan, masalah sampah di Desa Ngrajek mulai menghilang. Warga atau orang yang sekedar lewat berniat ingin membuang sampah, mereka urung karena melihat cantiknya selokan. Sayang jika dikotori dengan sampah.
"Masalah sampah bisa teratasi. Sekarang debit air ke sawah sawah itu bisa lancar. Meskipun belum 100 persen bersih tapi 60 persen sampah sudah teratasi. Warga juga lebih peduli terhadap lingkungannya, menjaga kebersihan lingkungan mereka," katanya. "Bahkan di satu titik di Dusun Ngrajek 2 itu ada pemanfaatan saluran air untuk budidaya ikan nila. Ini sudah hampir panen pertama. Tebar bibit hampir 150 kilo, ini nanti panen pertama setelah dipelihara 70 hari ini bisa mencapai 500 kilogram, yang nanti akan untuk pengembangan," tambahnya. Selain itu, warga juga membuat kegiatan paket wisata desa di sana. Wisatawan berkunjung ke desa, berkeliling dengan mengendarai sepeda mengitari desa yang masih hijau dan asri.
Mereka juga mendapatkan edukasi tentang budidaya ikan. Setelah capek berkeliling, mereka bisa mencicipi kuliner khas di sana. "Wisatawan dapat menaiki sepeda, berkeliling desa, menikmati pemandangan alam di desa, mendapatkan ilmu tentang budidaya ikan di sini," katanya. Harapannya dengan adanya program ini, Ngrajek dapat dikenal lagi menjadi kawasan budidaya ikan.
Kawasan penyangga pariwisata Borobudur yang kini menjadi destinasi super prioritas. Desa pun menjadi lebih maju lagi dan sejahtera. Ke depan, pengembangan selokan bersih ini juga akan dilaksanakan di Dusun Danggan dan Dusun Ngemplak, menjadi destinasi wisata desa yang potensial. "Harapannya kecamatan Mungkid sebagai kawasan penyangga pariwisata juga punya andil untuk membudidayakan ikan. Karena kami selama ini selalu berpikir desa itu punya kontribusi untuk negara," tuturnya.