Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian Kasdi Subagyono menyampaikan ekspor pertanian naik 11,6 persen dibandingkan 2019. "Dari Januari sampai Oktober 2020 besarnya Rp359,5 triliun dan lebih dari 90 persen berasal dari subsektor perkebunan,” kata Kasdi dalam Hari Perkebunan ke 63, Senin (14/10/2020). Kasdi juga menerangkan jika Gerakan Ekspor Tiga Kali Lipat yang merupakan kebijakan Menteri Pertanian sebagai tindak lanjut arahan Presiden untuk mengakselerasi dan multiplikasi ekspor.
Menurutnya, fokus Kementerian Pertanian selama ini sinergi yang kuat dari segenap stakeholder dari mulai petani, pelaku usaha sampai ke pemerintah daerah. Kasdi menekankan kemitraan petani dengan perusahaan dijalankan melalui skema plasma inti. “Kemitraan tersebut menjamin pasar bagi petani dan menjamin ketersediaan bahan atau produk bagi perusahaan," terang Kasdi.
“Salah satu yang kita dorong lewat skema plasma inti juga adalah para pelaku UMKM sektor pertanian, khususnya subsektor perkebunan,” tambahnya. Dalam acara peringatan Hari Perkebunan itu sendiri dilangsungkan prosesi pelepasan ekspor hasil perkebunan yaitu briket tempurung kelapa ke Irak satu kontainer sebesar dengan berat 10 Kg per dus dari PT Tom Cococha Indonesia. Kasdi menjelaskan bahwa nilai tersebut belum merupakan akumulasi nilai ekspor dari PT Tom Cococha Indonesia.
“Perusahaan tersebut untuk produk briket tempurung kelapa, dalam satu tahun mampu mengekspor 2000 ton dan mencatat nilai ekspor sebesar 500 miliar,” terang Kasdi. Sedangkan secara nasional, untuk produk briket tersebut nilai ekspornya mencapai 7 triliun,” tambahnya. Untuk lebih menggenjot ekspor, Kasdi menuturkan jika Kementerian Pertanian akan fokus kepada penyediaan benih berkualitas tinggi sehingga produk perkebunan Indonesia lebih menarik bagi pasar internasional. “Kita men targetkan 15 juta benih untuk 14 komoditas,” tutup Kasdi.